Sabtu, 29 September 2012

DASAWISMA TEMPATKU MENGABDI DI MASYARAKAT


DASAWISMA TEMPATKU MENGABDI DI MASYARAKAT
 
Berawal pada tahun 1990, aku menikah dengan seorang pria dari daerah Yogyakarta. Mulai dari sinilah aku mengenal Dasawisma. Walaupun dari remaja aku sudah sering diminta bantuan dalam hal kegiatan yang dilakukan oleh kader kader PKK RW 17 pada saat itu. Ternyata setelah aku menjadi seorang ibu rumah tangga aku semakin aktif di berbagai kegiatan kegiatan di masyarakat.Disini aku banyak pengalaman, pengetahuan yang aku dapatkan serta pembelajaran seperti mengurus anak yang baik untuk kesehatan , dapat mengetahui berbagai karakter di masyarakat dan aku dapatkan pula bagaimana mengetahui perkembangan/pertumbuhan anak dan banyak lagi yang aku dapatkan sebagai pembelajaran dalam kedewasaan berpikir. Semua itu aku dapat di dasawisma tempatku mengabdi di masyarakat. Wadah inilah yang membesarkan aku dari berbagai pengalaman. Aku termasuk orang yang beruntung karena di kampungku aku dipercaya untuk menjadi Pengurus atau Panitia di berbagai kegiatan PKK,termasuk menjadi Kader PKK Di RW 17 sehingga aku banyak peluang untuk berinovasi dan berkreativitas di masyarakat. Oh Tuhan, aku bersyukur alangkah bahagianya ketika aku berbaur di hadapan warga masyarakat di kampungku. Terlebih ketika aku melaksanakan tugas pendataan Dasawisma yang dilakukan oleh seluruh kader kader PKK disetiap RT masing masing.Dari sini pula aku mendapatkan pengalaman pengalaman yang sangat berharga.Aku mengenal lebih dekat anggota Dasawisma satu per satu aku mendatangi berbincang bincang terhadap warga yang ada di kampungku.Aku merasa lebih dekat dan lebih banyak tahu karena aku datang dari rumah ke rumah dengan teman yang setia mendampingiku.Aku memulai pendataan yang sudah aku persiapkan segala perlengkapannya. Aku mencoba memasuki tempat slah seorang warga dasawisma dengan memberi salam aku mencoba dengan mengetuk pintu aku menungggu si ibu keluar. Dengan ucapan yang sama aku di jawab dengan nada yang tinggi sebagai tanda has bahasa orang betawi. Aku dipersilahkan masuk dan duduk. Si ibu yang baik menjawab dan bercerita semua yang menjadi pertanyaanku. Aku juga disuguhkan air utih yang jernih menunjukkan kebaikanhati si ibu tersebut. Sahabatku yang juga sebagai kader PKK sedang asyik menulis data sambil mendengarkan yang menjadi pertanyaanku. Kemudian aku bertanya 



pula tentang keadaan putra putri si ibu sebagai warga Dasawisma Setelah aku mengakhiri pertanyaanku aku dan temanku melanjutkan perjalanan dari pintu ke pintu dan tegur sapa aku lakukan menunjukkan agar aku selalu bersikap baik pada setiap orang Sangat senang rasanya kita dapat bertatap wajah dengan orang orang yang sangat tahu tentang aku.Tidak begitu sulit perjalannanku untuk pendataan di perdana ini. Aku meneruskan hingga aku sudah cukup banyak dalam pendataan tidak aku dapatkan masalah. Warga dasawisma yang aku data juga termasuk orang yang rajin datang di berbagai kegiatan di RT aku. Aku juga bertemu dengan wali muridku yang rata rata yang memiliki anak usia dini bersekolah di tempatku yaitu POS PAUD PERINTIS yang juga merupakan kerja sama dengan ibu ibu kader PKK.Aku merasa menjadi tanggung jawabku sebagai kader dan warga dasawisma untuk tetap memberikan penjelasan tentang pentingnya kesehatan agar putra putrinya mengikuti penimbangan rutin dan aku juga menjelaskan tentang pentingnya pendidikan usia dini.
Terlebih ketika aku dapat kan usia bayi atau balita, aku langsung mengarahkan pembicaraanku agar rajin datang ke posyandu. Dan tak lupa aku bertanya tentang pendidikannya untuk kuarahkan mengikuti pendidikan usia dini, karena aku kebetulan tahun 1996 aku sudah mendirikan sekolah Taman Kanak Kanak dan pada akhirnya aku juga mendirikan sekolah POS PAUD. Dimana tujuanku ingin membantu mencerdaskan anak anak terutama di kampungku sehinggga membantu meringankan biaya para orang tua dasawisma. Aku mencoba untuk tidak terlalu membebankan biaya hanya dengan kesadaran mengeluarkan kas per datang. Itupun bila bukan karena kesadaran dan tanggung jawab serta rasa mencintai anak anak besar kemungkinan antara pemasukan dan pengeluaran tak seimbang. Sering sekali aku memikirkan apa yang harus aku lakukan untuk menutupi pengeluaran pengeluaran, tapi alhamdulillah selalu ada jalan dan aku yakin betul kalau kita banyak berbuat baik untuk orang banyak terlebih lebih anak yang menjadi harapan bangsa insyaallah Tuhan selalu membantu kita. Entah kenapa jiwaku begitu dekat dengan anak anak. Yach aku memang mengerti betul jiwaku, mungkin ini sudah menjadi cita citaku dan aku merasa ini jalan hidupku.Dasawisma bagiku adala tempat pembelajaran di mana aku dapat mengabdi melalui apa yang aku tahu aku sampaikan dan yang aku bisa aku membantunya. Memang secara tidak disadari bermasyarakat terkait betul dengan tugas seorang guru., karena guru dimana saja harus bisa memberikan penjelasan, pengertian, berkorban tenaga pikiran dan harus serba bisa dalam arti trampil kreaatif dan inovatif seperti apa yang dilakukan oleh kader kader PKK Inilah pembelajaran yang didapatkan dari masyarakat.Begitulah kegiatan hariku, pagi di sekolah sore hari bermasyarakat.Tak terasa sudah tiga hari aku mendata dasawisma yang ada di RT aku belum juga selesai. Aku dan temanku berjalan terus menuju dari pintu ke pintu dan kakiku terasa pegal mak’lum aku sudah berusia 42 tahun.Dari tiga hari aku melakukan pendataan ternyata tak semudah seperti pertama kali aku mendata dengan lancer Aku menemukan berbagai hambatan ada yang aku datangi warganya tidak ada di rumah hanya suami dan anaknya saja, ada pula harus lama aku menunggu karena si ibu sedang repot, ada yang begitu melihat aku langsung keluar rumahsi ibu dengan alas an belanja dan banyak lagi yang lainnya. Sungguh membuat aku dan temanku menjadi penasaran karena buatku kejadian, suka duka menjadi memperkaya wawasan aku.
Hari sudah sore aku harus segera pulang karena masih ada pekerjaan yang aku kerjakan sebagai ibu rumah tangga. Temanku juga sudah mengingatkan aku untuk di akhiri besok akan kita lanjutkan kembali. Seperti biasa aku berjanji besok untuk ketemu di kantor RW 17. Setiba di rumahh aku bersiap untuk memanaskan masakan untuk keluargaku.Di sela waktu yang kosong aku juga membersihkan rumah dan merapihkan seluruh pekerjaan rumah agar suami pulang ke rumah sudah rapi, bersih semoga rumahku menjadi surga untuk keluargaku. Oh, ia aku hampir lupa menyiram tanaman yang ada di halaman rumahku. Aku beristirahat sejenak sambil menikmati teh manis yang aku buat. Juga aku tak lupa membuatkan kopi kesukaan suamiku yang kental dan manis karena sebentar lagi suamiku pulang. Tentu sangat lelah dan aku tahu kondisi di jalan yang sering macet membuat orang akan jenuh diperjalanan. Sunggguh aku bersyukur suamiku memiliki pekerjaan sebagai pegawai pemerintah. Waktu menunjukkan pukul 17.30 Wib biasanya suamiku tiba di rumah pukul 18.00 Wib. Aku keluar sambil melihat ke jalan dan suara motor yang menjadi pemandangan dengan cukup rame. Suamiku yang penuh perhatian biasa kalau lambat pulang pasti akan memberi tahu aku lewat telpon. Baru saja aku masuk ke dalam rumah aku mendengar kendaraan motor yang aku tahu itu suara motor suamiku. Aku kembali keluar menyambut suuami yang baru saja memberhentikan motornya dengan wajah yang kelihatan lelah aku langsung menyapa. Yach begitulah setiap suami pulang aku harus berada di rumah kecuali bila aku ada acara biasanya aku membicarakan terlebih dulu dengan suami.Walaupun aku tahu suami orang yang tidak proteksi dan sangat mengerti.Itulah sebabnya aku selalu berusaha menjaga keharmonisan dalan rumah tangga. Suamiku juga tahu aku orang yang aktif sejak aku masih sekolah.Tiba waktu adzan magrib aku bersama melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim. Kopi hitam yang sudah aku sediakan untuk suami dan teh untuk aku dan anakku bersama sama aku menikmati yang dilanjutkan makan bersama yang diselingi dengan obrolan dari masing masing. Biasanya aku mendengarkan suamiku dulu bercerita tentang kisah di jalan yang di sambut dengan pertanyaan anakku terhadap ayahnya. Aku dan suamiku menyikapi apa yang menjadi pertanyaan anak dan disertakan masukan nasehat untuk anak. Buatku waktu bersama dengan keluarga adalah suatu pembelajaran buat aku dan keluargaku.Setelah aku masing masing bercerita, tak lupa pula aku bercerita tentang kehidupan para dasawisma yang sudah aku data. Tapi aku tidak terlalu banyak bercerita aku hawatir suamiku masih lelah. Biasanya aku bercerita banyak pada waktu libur atau di waktu yang tepat. Hari mulai larut malam untuk beristirahat. Kebiasaan aku dan keluargaku menikmati waktu santai melihat televisi bersama yang pada akhirnya dilanjutkan dengan kegiatan masing masing. Di kala waktu suamiku yang hobi pingpong keluar dengan teman temannya. Aku yang biasa tidak kuat melek aku segera tidur agar aku dapat bangun pagi.Waktu bangun pagi tiba aku segera bergegas mempersiapkan segala tugas kewajibanku. Suamiku berangkat kerja dan anakku yang sekolah dan akupun melaksanakan aktivitasku hingga siang hari. Aku sudah mempersiapkan bahan masakan agar aku pulang nanti sudah siap aku masak. Disore hari biasa tugas aku sebagai kader melanjutkan perjalanan dari rumah ke rumah. Sudah pukul 14.00 Wib aku segera jalan.Tiba di kantor RW temanku sudah menunggu. Aku menyapa dengan senyum yang menggambarkan keikhlasan dalam menjalankan tugas. Aku mengerti betul tugas ini tidak mudah diperlukan orang yang sabar, rajin, semangat dan pintar.Dan yang terpenting di butuhkan orang yang benar benar mencintai tugas atau pekerjaan tanpa pamrih dari hati nurani. Aku sangat merasakan itu. Aku bersiap jalan menuju rumah yang menjadi tujuanku.Di hari yang ke empat ini aku mendatangi rumah yang cukup jauh dari rumahku.Cukup luas warga dasawisma yang ada di data sebanyak 127 kepala keluarga yang berada di RT aku. Aku memasuki jalan gang kecil yang sulit untuk di lalui hampIr tertutup rumah atau penduduk yang padat. Ya Tuhan, aku sangat prihatin ternyata rumah yang aku datangi dari luar saja sudah kelihatan dengan jelan kondisi rumahnya sangat tidah memadai.Aku memberi salam yang disambut baik oleh si ibu. Tidak sungkan si ibu mempersilahkan aku dan temanku masuk ke dalam rumahnya. Entah apa yang ada di benak temanku apakah sama denganku. Aku masuk ke dalam lalu aku duduk segera di bale yang terbuat dari kayu yang sudah begitu usang dan aku melihat yang ada di sekeliling dalam rumahnya hanya ada lemari yang sudah rusak dengan pakaian yang tak beraturan semeraut hingga akhirnya aku bertanya. Aku berpikir mulai dari mana pertanyaanku. Aku berupaya jangan sampai pertanyaanku membuat si ibu sedih atau kecewa. Mulailah aku bertanya berapa putra putri si ibu . Si ibu menerangkan putranya ada 3 orang terdiri 1 putri yang 2 laki laki masih balita. Sungguh ngiris hati aku tanpa banyak aku bertanya ternyata si ibu sudah bercerita dengan terus terang tentang kondisi ekonominya. Si ibu bilang kalau suaminya tidak punya pekerjaan tetap. Kadang bekerja kadang tidak bekerja sebagai serabutan. Bahkan ia bilang cukup lama suaminya tidak punya pekerjaan atau menganggur sejak menikah. Rumah yang ia tempatkan juga hasil orang tua yang sudah tidak ada. Keluarganya juga susah semua jadi sama sama sulit untuk di minta pertolongan. Untuk makan saja susah kadang ketemu kadang tidak . Si ibu masih melanjutkan ceritanya bahwa rumahnya belum ada WC. Akupun melanjutkan pembicaraan si ibu menanyakan tentang buang air besar di mana? Si ibu menjawab yaitu bu di rumah adiknya. Kebetulan rumah adik dan keluarga yang lainnya berdekatan.Aku tidak banyak tanya lagi. Dari sini aku sudah bisa mengambil kesimpulan tentang kondisi rumah dan ekonominya. Tapi aku tidak berhenti disini saja aku kembali menanyakan tentang ke tiga putra dan yang dua masih usia balita. Aku berusaha untuk bisa membantu terutama tentang pendidikan dan kesehatan untuk anak anaknya. Aku menyarankan untuk mengikuti kegiatan penimbangan di posyandu agar kesehatan anaknya dapat di bantu oleh kader PKK RW 17. Dan aku menyarankan agar anaknya memasuki sekolah PendidikanUsia Dini di tempatku, Aku bilang pada ibu datang saja tanpa di minta biaya. Si ibu bilang malu karena anaknya tidak memiliki pakaian yang bagus. Aku berusaha terus dan temanku juga memberikan saran dan motivasi agar ibu tidak malu yang penting pakaiannya bersih. Aku dan temanku terus meyakinkan agar si ibu dapat memasukkan anaknya ke sekolah agar anaknya menjadi orang yang pintar.Akhirnya si ibu mengerti mau memasukkan anaknya kesekolah dan mau datang ke posyandu.Aku dan temanku merasa senang aku dapat memberi keyakinan pada si ibu.Baru satu rumah sudah banyak menyita waktu. Aku segera pamit melanjutkan ke sebelah rumah, hampir sama dari tiap tiap rumah yang berdekatan karena masih saudara si ibu tadi.Aku kembali melangkahkan kakiku sambil aku berkata dengan temanku, ternyata masih banyak warga atau dasawisma yang ada di RT kita yang dengan kondisi sangat memprihatinkan. Rupanya inilan potret kehidupan, ada yang kaya ada yang miskin. Kemudian aku menuju ke lokasi di disekitarnya memang tiap tiap keluarga berbeda beda dalam menerima kita sebagai tamu. Aku dapatkan warga yang begitu cueknya denga wajah yang buatku tidak menyenangkan. Ketika aku beri tahu bahwa aku dan temanku datang ingin mendata, dengan mudah ia bilang sedang repot. Aku berusaha terus menjelaskan pentingnya pendataan ini. Akhirnya si ibu mau pula walaupun aku tidak diajak masuk ke rumahnya. Aku bertanya degan hati hati jangan sampai si ibu marah. Akupun terasa ingin cepat mengakhiri pembicaraan tersebut.Aku mengerti tangan temanku telah memberikan isyarat seolah olah menggambarkan cepat pergi.Yach terus aku lanjutkan perjalananku. Tak terasa aku sampai di rumah sahabat lamaku. Aku memberi salam dengan sambutan yang enak dan akupun sudah terbiasa walau aku jarang sekali berkunjung. Aku merasa dekat sambil aku menghilangkan rasa lelah aku minta air minum. Secepatnya sahabatku mengambilkan air minum untukku dan temanku. Aku kembali menanyakan kesehatan anak anaknya. Aku teringat sudah satu tahun suaminya meninggal karena kecelakaan ketika pulang kampong di daerah Kebumen. Pada saat itu satu keluarga berada di mobil yang dikendarai oleh suaminya dengan kendaraan pribadi. Aku ketika dikabarkan bahwa ia kecelakaan langsung aku bergegas menuju Kebumen. Ternyata aku tiba di sana suaminya sudah tidak tertolong lagi. Aku bersama pengurus RT satu rombongan menginap di rumahnya untuk menyaksikan pemakaman. Setelah itu kondisi ekonominya mulai berubah. Ya aku mengerti wajah lesunya menggambarkan tentang kesulitan dalam hidupnya. Ia bilang anaknya sehat semua. Ia bingung untuk sehari harinya. Aku menyarankan untuk bersabar dan untuk buka warung atau dagang pakaian yang penting terus berusaha jangan bosan. Begitu pula dengan temanku yng mencoba membenarkan saranku.Tak terasa hari sudah sore aku harus segera mengakhiri tugas bersama temanku. Seperti biasa aku pamit pulang dan berjanji dengan temanku untuk melanjutkan pendataan ke esokkan hari agar cepat selesai. Temanku juga mengingatkan pendataan ini harus selesai hari jum’at. Pada hari senin aku harus mengumpulkan data bersama dengan teman kader PKK dari masing masing RT untuk di rekap.Aku berpisah dengan temanku segera menuju rumahku. Aku seperti biasa melaksakan tugas sebagai ibu rumah tangga. Esok hari aku dapat menyelesaikan tugas bersama dengan temanku. Namun kali ini aku barjalan mulus dan tidak aku dapatkan sambutan yang tidak enak. Karena masih ada waktu yang cukup aku dan temanku mencoba meneliti data yang di tulis oleh temanku. Dengan hati puas dan senang aku dapat mengakhiri pendataan dasawisma. Sungguh di sini aku dan temanku banyak sekali pembelajaran di masyarakat yang tidak aku dapatkan dipendidikan formal. Aku dapat belajar tentang berbagai karakter orang yang berbeda beda. Aku juga belajar untuk kehidupan sehingga lebih banyak bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Pada hari senin aku dan teman teman yang lain sebagai kader berkumpul bersama untuk di rekap dan berbagi pengalaman, suka dan duka yang di dapatkan ketika kita melakukan pendataan. Kebahagiaan yang terpancar dari masing masing temanku yang berbagi pengalaman, ada yang didapatkan warga dasawismanya jutek, ada yang baik sampai di beri suguhan, ada yang acuh atau cuek, ada yang rumahny bagus, ada yang mengenaskan tidak dikategorikan rumah sehat, ada rumah bagus tapi tidak bersih dan banyak lagi pengalaman yang di uraikan dari masing masing tim pendata termasuk suka dan duka yang disampaikan. Ketika sedang asyik kita bercerita bu Ketua kader PKK RW 17 dengan balutan jilbab yang serasi dengan bajunya memberisalam. Setelah itu aku dibisikkan untuk membuka pertemuan tersebut. Bu ketua memberi isyarat pertemuan harus aku buka. Langsung aku berkomentar bahwa acara segera dimulai, Aku buka yang dilanjutkan untuk mempersilahkan bu ketua untuk memberi sambutannya. Inti dari semuanya adalah pendataan berakhir sehinggga kita dapat mengetahui warga dasawisma yang mana yang perlu di bantu, termasuk ibu hamil dan balita. Kita juga dapat mengetahui jumlah keseluruhan warga dasawisma yang ada di kader RW 17, jumlah ibu yang hamil. Jumlah bayi dan balita serta mengetahui angka kematian warga dasawisma di tahun ini.Dari apa yang kita dapatkan memperkaya wawasan kita. Setelah dari masing masing kader menjelaskan dan menyampaikan permasalahan yang di hadapi oleh warga dasawisma dan dengan diskusi yang panjang lebar hingga kita dapat memberi kesimpulan untuk lebih memperhatikan lagi terutama dengan warga dasawisma dengan kategori ekonomi lemah, kesehatan anak, gizi buruk dan pendidikan yang tidak didapatkan atau kesadaran warag dasawisma yang masih kurang. Ma’lum pendidikan rata rata masih rendah. Lalu segera aku akhiri pertemuan tersebut.Aku juga mengingatkan masih ada agenda yang lain menunggu kita untuk datang di malam harinya atas undangan bapak RW 17 bersama bapak bapak dari masing masing perwakilan RT dan ormas yang lain seperti pengurus Majlis Ta’lim dan pemuda dalam pembahasan tentang Santunan Anak Yatim dan Dhuafa. Selanjutnya aku dan teman teman pulang. Tiba malam aku harus mengikuti pertemuan RW. Aku pamit dengan suami yang mengizinkan aku pergi, Banyak yang hadir di pertemuan tersebut, karena sudah biasa hampr setiap tahun acara tersebut diadakan. Yang jelas ibu ibu kader selalu siap membantu dalam kegiatan apapun.Aku di setiap acara biasa aku mendapat tugas untuk menyusun acara sekaligus bersama teman temanku mencari dana atau donator.Untungnya aku juga sebagai pengurus Gabungan Majlis Ta’lim di RW 17, sehingga dengan mudah aku dapat merikrut seluruh pimpinan pimpinan majlis ta’lim ikut serta dalam acara tersebut.Aku juga aktif di bidang olah raga seperti Volly dan Batminton. Dalam satu minggu biasanya aku dapat mengikuti kegiatan volly dua kali sedangkan badminton bila aku sempat karena waktunya malam hari.Hampir setiap hari aku ada kegiatan kecuali hari sabtu dan mingggu biasanya aku gunakan untuk keluargaku. Belum lagi kegiatan marawis yang aku juga sebagai salah satu tim kesenian yang dilakukan oleh ibu ibu dasawisma sebagai hiburan. Sekali waktu bila ada acara biasa di panggil untuk mengisi acara hiburannya. Semua ini berjalan mengalir begitu aja yang jelas aku menikmati melalui kader PKK dan sebagai dasawisma menjadikan tempatku mengabdi di masyarkat. Di hari rabu jadwal latihan volly sudah menunggu teman teman di lapangan. Tertawa riang aku dapatkan di lapangan. Olah raga volly buatku sangat menghibur ketika kita dalam kepengatan karena jadwal pekerjaan kita yang banyak.Aku termasuk orang yang masih cuek, bagiku ketika aku mengajar aku melaksanakan tugasku,dan waktunya aku harus mengaji juga aku melaksanakannya bahkanaku banyak menjadi pengurus, tapi ketika aku berada di lapangan aku juga sama dengan ibu ibu yang lainnya tertawa riangdan sportivitas harus aku jalankan. Aku tidak mau terlalu membatasi diri selam aku masih semangat aku selalu bergaul. Aku merasakan kenikmatan sendiri banyak teman, di hargai dan di kenal oleh seluruh warga baik yang ada di kampungku juga warga lainnya Aku bersama warga yang lainnya sering pula membesuk ketika ada warga kita yang sedang sakit atau di rawat. Terlebih ketika mendengar kabar adar kematian aku berusaha secepat mungkin untuk berta’ziah. Di salah satu program PKK pun ada kegiatan yang terkait dengan kematian yaitu Mengumpulkan dana melalui penarikandari masing masing warga yang ada di RT serta penarikan beras dengan keliling oleh petugas. Sehingga dapat sedikit meringankan beban yang di tinggal karena seluruhnyadi tanggung oleh kas dana kematian dan hasil penarikan. Terkadang bila aku punya rizki lebih, aku tidak lupa membuatkan makanan untuk acara tahlilan. Memang sudah menjadi budaya bila dikampungku ada yang meninggal banyak warga ba’da isya berkumpul dalam rangka mendo’akan. Memang aku memahami di setiap daerah atau wilayah pasti berbeda di dalam mendo’akan orang sudah tiada lagi. Inilah satu kenyataan hidup kita harus berpikir luwas dan simpel. Aku bersyukur program yang aku buat bersama teman teman kader dan warga dasawisma yang lainnya dapat dikatakan sangat bermanfa’at untukwarga kami.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar