Kisah Sukses Usaha Tela Tela
Posted
by Aris Fourtofour on Senin, 10 Juni 2013
Sejarah Kisah Sukses Usaha Tela Tela- Siapa sangka singkong yang
dianggap orang makanan pinggiran dapat diolah menjadi makanan yang enak dan
inovatif seperti yang dilakukan oleh empat anak muda asal Yogyakarta yang
sukses mengembangkan usaha kecil-kecilan yang mereka namai Tela Tela.
Mereka mengolah Tela atau singkong atau ketela ini dengan cara digoreng dan
menyajikannya dalam berbagai macam varian rasa.
Nah,
pada kesempatan kali ini Kumpulan Sejarah akan mengajak Sobat
semua untuk menelusuri bagaimana awal kisah dibalik suksesnya usaha tela
tela tersebut. Apa sih yang melatarbelakangi mereka menjadikan singkong
sebagai bahan utama usahanya ? Berapa modal yang mereka keluarkan untuk
usahanya ? Tantangan apa yang mereka dapatkan saat memulai usahanya ? Berikut
ini informasi selengkapnya yang telah admin rangkum dari beberapa sumber.
Cerita
ini dimulai dari empat orang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta
Eko Yulianto, Fath Aulia, Asyhari Tamimi, dan Febri Triyanto. Yang setelah
selesai kuliah tertarik untuk membuka usaha secara patungan, dengan modal awal
1,5 juta. Yang itupun juga ngutang dari kartu kredit. Dimulai pada
September 2005, empat sekawan ini mendirikan Tela-Tela yakni
cemilan dari singkong yang dimodifikasi ala french fries. Kalau di KFC dengan
kentang yang digoreng namun mereka mencoba membuat gorengan ala kentang KFC
berbahan dasar singkong. Singkong yang diiris-iris seperti french fries ini
kemudian digoreng dan ditaburi dengan berbagai bumbu perasa mulai dari keju,
pedas, manis, jagung dan lainnya.
Awalnya
hanya ditawarkan dikampus sesama para mahasiswa. Sebulan pertama, dagangan
mereka masih sepi. Tapi lama-kelamaan, Tela Tela mampu memikat hati para
mahasiswa. Maklum, jajanan baru ini murah meriah. Sudah begitu, singkongnya
terasa empuk, dengan kulit luar yang crispy bertabur bumbu. Rezeki Tela Tela
semakin bersinar ketika ikut acara pameran makanan tradisional di sebuah
kampus. “Hari itu kami menghabiskan 450 kilogram singkong. Pembeli sampai
mengantre panjang hanya buat beli singkong goreng,” imbuh Febri yang merupakan
salah satu pencetus ide Tela Tela.
Tidak
butuh waktu lama, makanan ini pun terkenal ke seluruh pelosok Yogya berkat
promosi dari mulut ke mulut. Bahkan satu tahun setelah pendiriannya banyak yang
berminat untuk menjadi mitra Tela-Tela. Mulailah empat sekawan ini lebih serius
dalam menyusun SOP perjanjian kerjasama untuk sistem kemitraan. Sejak saat itu
Tela-Tela melebarkan sayap menjadi perusahaan waralaba, dan hanya dalam waktu 1
tahun 100 outlet Tela-Tela telah berdiri. Dus, gerai demi gerai pun bertambah.
Kini,
Tela-Tela telah menjadi perusahaan waralaba dengan sekitar 700 gerai yang
tersebar dari barat sampai ke timur Indonesia. “Tapi baru pada September 2006,
kami punya sistem waralaba yang jelas,” kata Fath Aulia Muhammad, salah satu
pemilik sekaligus Direktur Utama Tela Tela Indonesia.
Kala
itu, Tela Tela sudah memiliki 21 outlet. Dalam waktu setahun, 700 gerobak merah
kuning berlabel Tela Tela sudah tersebar dari Aceh hingga Sorong. Dari jumlah
itu, 100 memadati Jogja. Dan saat ini jumlah gerai di seluruh Indonesia telah
mencapai 1650 outlet.Luar Biasa!!! Bahkan, di kota asalnya itu, marak pula
gerobak lain yang menjajakan penganan serupa. “Merek Tela Tela yang asli tidak
memiliki embel-embel angka maupun kata di belakangnya,” kata Febri.
Dari
sumber yang didapatkan, omset usaha Tela Tela yang dimotori oleh empat anak
muda ini telah mencapai 3 Milyar per bulan.. Waaaaww #matabelo
So,
intinya buat anda yang ingin sukses dalam dunia wira usaha, jangan takut untuk
mencoba. Kisah Sukses Usaha Tela Tela diatas
mudah-mudahan dapat menjadi inspirasi buat anda. Buatlah usaha sekreatif dan
seinovatif mungkin untuk dapat mengikuti jejak sukses mereka yang telah
memulai.
Referensi:
http://www.telatelaindonesia.com/pages/home.php
JURNAL
Siapa sangka singkong yang dianggap orang makanan pinggiran
dapat diolah menjadi makanan yang enak dan inovatif seperti yang dilakukan
oleh empat anak muda asal Yogyakarta yang sukses mengembangkan usaha
kecil-kecilan yang mereka namai Tela Tela. Mereka mengolah Tela atau
singkong atau ketela ini dengan cara digoreng dan menyajikannya dalam berbagai
macam varian rasa. Lapangan kerja yang semakin menurun dan
bertambahnya usia produktif setiap tahunnya mengakibatkan dampak pengangguran
yang besar diindonesia sehingga tidak banyak yang mulai beralih menjadi
wirausaha.
Memulai dari
memanage diri sendiri agar berdisiplin dan memiliki kreatifitas yang dapat
diunggulkan. Dimana nantinya dapat memanage keseluruhan aktifitas dalam organisasi
atau perusahaan tersebut.
Ada
empat orang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM)
Jogjakarta Eko Yulianto, Fath Aulia, Asyhari Tamimi, dan Febri Triyanto. Yang
setelah selesai kuliah tertarik untuk membuka usaha secara patungan, dengan
modal awal 1,5 juta. Yang itupun juga ngutang dari kartu kredit. Dimulai
pada September 2005, empat sekawan ini mendirikan Tela-Tela yakni
cemilan dari singkong yang dimodifikasi ala french fries. Kalau di KFC dengan
kentang yang digoreng namun mereka mencoba membuat gorengan ala kentang KFC
berbahan dasar singkong. Singkong yang diiris-iris seperti french fries ini
kemudian digoreng dan ditaburi dengan berbagai bumbu perasa mulai dari keju,
pedas, manis, jagung dan lainnya.
Kini,
Tela-Tela telah menjadi perusahaan waralaba dengan sekitar 700 gerai yang
tersebar dari barat sampai ke timur Indonesia. “Tapi baru pada September 2006,
kami punya sistem waralaba yang jelas,” kata Fath Aulia Muhammad, salah satu
pemilik sekaligus Direktur Utama Tela Tela Indonesia. Sekarang Tela Tela sudah
memiliki 21 outlet. Dalam waktu setahun, 700 gerobak merah kuning berlabel Tela
Tela sudah tersebar dari Aceh hingga Sorong. Dari jumlah itu, 100 memadati
Jogja. Dan saat ini jumlah gerai di seluruh Indonesia telah mencapai 1650
outlet.Luar Biasa!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar